DUNIA PADA AKHIR PERANG DUNIA II

07/01/2013 12:38

Pada bab ini, kita akan menghubungkan dekolonisasi di Asia dan Afrika dengan transformasi politik yang terjadi di berbagai negara. Kita juga akan  menghubungkan perkembangan sistem ekonomi internasional dengan perubahan politik dan ekonomi Indonesia.


            Pasca Perang Dunia II, semangat untuk menentukan nasib sendiri dari negara-negara jajahan sangat mendominasi negara-negara Asia dan Afrika
seperti India, Filipina, Turki, Mesir dan Indonesia. Kondisi ekonomi dan politik Indonesiapun mengalami berbagai perubahan yang signifikan. Runtuhnya kekuasaan kolonial di kawasan Asia dan Afrika ini menjadi awal dari berubahnya struktur politik global. Proses dekolonisasi ini dipicu oleh adanya gerakan-gerakan nasionalisme yang berkembang di masing-masing negara di Asia dan Afrika, seperti :
- Gerakan Turki Tuda
- Gerakan Nasionalisme Filipina
- Gerakan Nasionalisme India
- Malaysia dan Singapura
- Birma
- Indo China : Vietnam, Laos, Kamboja
- Muangthai
- Korea
- Pakistan
- Srilangka
- Mesir
- Libya
- Aljazair
- Ghana

Munculnya gerakan nasionalisme di tiap-tiap negara memiliki sebab yang berbeda-beda. Tetapi semangat nasionalisme dan kebangkitan pergerakan nasional di kawasan Asia-Afrika pada umunya disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :
1. Faktor kejayaan di masa lampau. Contohnya di Indonesia pernah jaya pada jaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Peradaban Mesir Kuno, Cina, India, dll.
2. Faktor senasib sependeritaan akibat penjajahan sehingga bangsa Asia-Afrika makin menentang imperialisme.
3. Lahirnya golongan cerdik pandai. Munculnya tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti Sutomo/Indonesia, Ramohan Roy/India, Sun Yat Sen/Cina, Yose Rizal/Filipina.
4. Pengaruh kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905. Ada anggapan bahwa orang kulit putih tidak bisa dikalahkan oleh orang kulit hitam/berwarna, ternyata Jepang berhasil mengalahkan orang kulit putih, keberhasilan Jepang inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk bangkit melawan penjajah.




1. GERAKAN TURKI MUDA
Gerakan ini semula ditujukan kepada Sultan Hamid II yang memerintah secara otoriter dan tanpa Undang-undang. Tujuan lahirnya Gerakan Turki Muda :
   a. Mengadakan reorganisasi pemerintah negera secara modern.
   b. Menanamkan dan mengembangkan rasa nasionalisme kepada generasi muda.
   c. Membulatkan semangat kebangsaan Turki, yaitu satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa Turki.

Tahun 1908 pemberontakan yang dipelopori oleh Gerakan Turki Muda pecah dipimpin oleh Niazy Bey dan Anwar Bey 24 Juli 1909, Sultan Hamid II dipaksa turun tahta, dia berusaha kembali untuk merebut kekuasaan. Tetapi, didahului oleh Mahmud Shekat Pasha yang merebut konstatinopel, Sultan Hamid akhirnya ditawan. Sebagai penggantinya, Sultan Muhamad V, ternyata Sultan ini sangat lemah, sehingga diganti oleh Anwar Bey. Turki pada PD I memihak Jerman sehingga kalah, kemudian muncul Mustafa Kemal Pasha. Ia diberi gelar ATARTUK artinya Bapak orang Turki. Ia mendirikan pemerintahan sementara di Ankara, sebagai saingan dari Konstatinopel yang dinaungi oleh sekutu. 19 Agustus 1920, diadakan perjanjuan Sevres, yang menghina Turki, oleh sebab itu Mustafa Kemal Pasha tidak mau mengakui Sultan Muhamad VI dan dilanjutkan menyerbu Smyrna yang diduduki oleh Yunani. Mustafa juga tidak gentar menghadapi sekutu. Setelah terbukti Mustafa tidak dapat ditundukan oleh sekutu, diadakanlah perjanjian Mudania antara Republik Turki dengan Sekutu. Mustafa semakin kuat kedudukannya.

2. NASIONALISME FILIPINA
Tahun 1892 Liga Filipina berdiri dipimpin oleh Jose Rizal, melawan penjajah Spanyol. 30 Desember 1896 Jose Rizal dihukum mati oleh Spanyol. Tahun 1898 perjuangnya dilanjutkan oleh Aquinaldo, ternyata Spanyol kalah melawan sekutu, akhirnya Filipina jatuh ke tangan USA. Maka Aquinaldo melawan sekutu secara gerilya semala 4 tahun. Hingga ia ditangkap tahun 1898. Dekolonisasi USA di Filipina berlangsng selama 12 tahun. Pada tanggal 4 Juli 1946, USA menyerahkan kedaulatan kepada Filipina dan mengangkat Manuel Royas Y. Acuna sebagai presiden pertama Filipina.

3. NASIONALISME DI CINA
Pergerakan Nasional muncul tahun 1911 dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, dasar pergerakannya :
a. Munculnya golongan pemuda yang berpendidikan barat, yang menghendaki Cina sebagai negara maju dan modern. Pada tanggal 10 Oktober 1910 sebuah rumah tempat menyimpan mesiu meledak. Sebelum pemerintah Manchuria mengambil tindakan, pagi harinya kaum nasionalis dibawah pimpinan Dr. Sun Yat Sen mengumumkan berdirinya Republik Cina, peristiwa itu dikenal dengan Wuchang Day atau The Double Ten Day.
b. Adanya dominasi pemerintahan Manchuria, sehingga rakyat melakukan perlawanan dan mendirikan Cina independen dan mandiri. Setelah Dr. Sun Yat Sen wafat, pergerakan nasionalisme Cina digantikan oleh Chiang Kai Shek. Perseteruannya dengan komunis terus berlangsung, hingga masa naiknya Mao Zedong, sebagai pimpinan Cina. Kuang Chang Tan / komunis mendirikan RRC dengan ibukotanya di Peking 1 Oktober 1949. Pimpinan Mau Zedong, Menteri Luar Negeri : Chu En Lai, Menteri Pertahanan : Chu The.

4. NASIONALISME DI INDIA
Dipimpin oleh Mahatma Gandhi dengan konsep-konsepnya tentang Nasionalisme, Demokrasi, Liberalism dan Kemerdekaan. Adapun dasar perjuangannya adalah :
   a. Ahimsa         : anti kekerasan
   b. Satyagraha    : tidak bekerja sama dengan musuh
   c. Hartal            : aksi pemogokan kerja
   d. Swadesi        : menolak produk musuh

Tokoh-tokoh yang lain, Pandit Jawaharal Nehru, Muhamad Ali Jinah, Banerji, dan Tilak. Tahun 1885 dibentuk kongres dan mendirikan Muslim Leageau. Akhirnya India merdeka tanggal 15 Agustus 1947. Kemudian pada tanggal 26 Januari 1948 berubah menjadi Negara Republik dengan presidennya Rajendra Prasad dan Perdana Menterinya Pandit Jawaharal Nehru. Muhamad Ali Jinah hijrah ke Pakistan dan membentuk negara Pakistan.

5. BIRMA
Pelopor kemerdekaan negara Birma adalah organisasi AFPL (Anti Facist People’s Freedom League) yang dipimpin oleh Thankin Aung San (U Aung San) dan Thankin Tun pemimpin komunis. Tujuannya untuk melawan Jepang. Setelah Jepang menyerah, pasukan Inggris memasuki wilayah Birma. Munculnya pergerakan nasionalisme masyarakat Birma tidak hanya di Perkotaan, namun juga di pedesaan, muncul pemberontakan terhadap pemerintah Inggris dikenal dengan nama SYA SAN REBELLION pada tahun 1930 hingga 1032. Tuntutan Birma menjadi negara merdeka semakin besar. Atas tuntutan ini diadakan perundingan-perundingan antara pihak Inggris dan AFPL. Pada 27 Januari 1947 Inggris berjanji akan memberi kemerdekaan kepada Filipina paling lambat setahun lagi. 19 Juli 1947 Aung San bersama enam orang pemimpin AFPL dibunuh oleh U Saw. Dampak muncul anarki.
17 Oktober 1947 pengganti Aung San yaitu Thankin Nu selanjutnya berunding dengan Inggris, hasil perundingan tertuang dalam Nu – Attlee Agreement yang menetapkan Kemerdekaan Birma tanggal 4 Januari 1948 sebagai Republik of the Union of Birma yang terdiri dari Shan State, Kachin State, Central Unit.

6. MALAYSIA dan SINGAPURA
Sesudah Perang Dunia II, Inggris kembali ke Semenajung Malaka. Sebagai langkah perubahan pemerintahan maka pada tahun 1946 dibentuk Union of Malaysia yang terdiri dari Negeri Sembilan, Pahan, Perak, Selangor, Johor, Kedah, Kelantan, Perlis Trengganu, Malaka dan Pinang. Tahun 1948 Union of Malaysia ditingkatkan menjadi Federation of Malaysia Sabah dan Serawak yang tadinya berstatus sebagai daerah protektorat Inggris. Namun tahun 1946 diubah menjadi “Crown Colony”. Dari hasil perundingan antara pemerintahan Inggris dengan Malaya, lahirlah pengakuan kemerdekaan dan terbentuklah Persekutuan Tanah Melayu tahun 1957 yang tergabung dalam Commonwealth of Nations.
Pada 16 Desember 1963 dibentuklah Negara Federasi Malaysia terdiri dari persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawah dan Sabah dengan Tengku Abdulrachman sebagai Perdana Menteri. Ibu kotanya di Kuala Lumpur. Tahun 1965, Singapura memisahkan diri.

 

7. VIETNAM
Akhir Perang Dunia II, Vietnam terpecah menjadi dua yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Perpecahan ini bermula dari politik Perancis yang mendirikan negara-negara boneka di kawasan Indochina dalam rangka melawan kekuatan Ho Chi Minh. Salah satu negara boneka itu adalah
Vietnam Bao Dai. Bao Dai adalah Raja Annam (Tongkin, Anam, Chochin Cina) dari dinasti yang sejak lama memerintah Annam. Sebagian rakyat tidak mau mengakui Bao Dai sebagai Raja. Pada 17 februari 1950, pemerintah Inggris dan Amerika tetap mengakui Raja Bao Dai, pihak Rusia dan RRC mengakui Republik Demokrasi Vietnam pimpinan Ho Chi Minh (31 Januari 1950). Bipolarisasi kekuasaan yang terjadi di Vietnam mengakibatkan perang saudara antara Vietnam Utara yang didukung oleh RRC dan Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika. Dalam perundingan di Jenewa eksistensi Republik Demokrasi Vietnam (Vietnam Utara) akhirnya diakui sebagai negara merdeka tanggal 21 Juli 1954.

8. LAOS
Sesudah PD II, Laos menjadi Monarkhi Konstitusional di bawah Raja-raja dinasti Luang Prabang, pada tahun 1949 Laos merdeka dalam lingkungkan Uni Perancis, sesuai dengan perundingan Jenewa tahun 1954. Kemerdekaan Laos juga diakui dengan Raja Somdet Prachao Sisa Vang Vong.

9. KAMBOJA
Sesudah PD II, Kamboja dipimpin oleh Norodom Sihanouk. Menurut perjanjian Fountaineblue/Perancis tahun 1946 Kamboja akan menjadi negara merdeka dalam lingkungan Uni Perancis. Pada tahun 1947, Kamboja menjadi negara monarchi yang berundang-undang dasar. Ketidakpuasan terhadap Perancis mengakibatkan Pangeran Norodom Sihanouk meninggalkan Kamboja mengungsi ke Muangthai. Sambil mengancam akan membawa persoalan ini ke PBB. Keadaan dapat diatasi, Norodom pulang kembali ke Kamboja tahun 1949. Kamboja diakui sebagai negara merdeka yang tergabung dalam lingkungan Uni Perancis. Tahun 1953, Kamboja merdeka penuh dan berdiri sendiri.

10. MUANGTHAI
Akhir tahun 1941 Muangthai jatuh ke tangan Jepang. Pemimpin Muangthai yaitu Phibul Songgram dipengaruhi oleh Jepang untuk melawan sekutu, tetapi rakyat Muangthai pimpinan Pridi Banomyong melawan Jepang. Akhir perang dunia Jepang kalah terhadap sekutu. Muangthai nyaris mendapatkan tekanan dan hukuman dari Sekutu karena membantu Jepang, untungnya Pridi Banomyong segera merebut kekuasaan dan berhasil menyelamatkan negaranya.
Tahun 1946 Raja Ananda Mahidol tertembak mati. Hal ini menyebabkan Phibul Songgram kembali memimpin negaranya. Pridi Banomyong melarikan diri ke luar negeri. Pemerintahan Phibu Songgram anti komunis sehingga didukung oleh USA. Pengganti Ananda Mahidol adalah adiknya yang bernama Phumiphon Adukldet berusia 19 tahun. Sehingga memerintah didampingi oleh Dewan Kerajaan.

11. KOREA
Korea sangat strategis dan kaya akan bahan tambang, sehingga selalu menjadi incaran USA, Cina dan Jepang. Tahun 1910 Jepang berhasil menguasai Korea. Pada PD II Soviet menyerbu Korea dari Utara, USA menyerang Korea dari Selatan. Akibatnya Korea bekas jajahan Jepang terbagi menjadi dua.
a. Korea Utara, berbentuk Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK), pimpinan Kim Il Sung. Dengan ibukotanya Pyong Yang pada September 1948.
b. Korea Selatan, berbentuk Republik Korea pimpinan Sygman Rhee, ibukotanya di Seoul (15 Agustus 1948).

12. PAKISTAN
15 Agustus 1947 Pakistan merdeka, Gubernur Jenderalmnya Moh. Ali Jinah (ketua Liga Muslim). Sebagai Perdana Menteri, Liquad Ali Khan. Ibu kota Pakistas di Karachi. Masalah yang dihadapi Pakistas adalah sebagai berikut :
    a. Hubungan dengan India tidak baik karena masalah Khasmir.
    b. Bentuk geografisnya yang ganjil, antara Pakistas Barat dan Pakistan Timur dipisahkan oleh India. Alat perhubungan kedua negara itu melalui udara atau menyusuri pantai anak benua India yang panjang, Pakistan Timur menghendaki otonomi yang luas dan menuntuk atas pengakuan atas huruf bahasa Bengali, karena bahasa nasional Pakistan adalah Urdu yang ditulis dengan huruf Arab. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya negara Bangladesh (1971).
    c. Hubungan Pakistan dengan Afganistan tidak baik karena masalah perbatasan. Dalam perkembangan selanjutnya Pakistan bergabung dalam Pakta Bagdad dan SEATO yang bermarkas di Bangkok 1955 dan juga menjadi negara sponsor KAA di Bandung 1955. Pada tahun 1971, setelah pemilu terjadi kerusuhan di Pakistan Timur, Syeh Majibur Rachman dari Liga Iswani memperoleh kemenangan dan menuntuk Bangladesh. Presiden Pakistan Yahya Khan menggunakan kekerasan dalam menghadapi Pakistan Timur. India juga menyerang Pakistan Timur, sehingga pecahlah perang antara India-Pakistan, yang berakhir dengan pengunduran diri Yahya Khan diganti oleh Ali Butho. Pemerintah Pakistan mengakui negara Bangladesh.

13. SRILANKA
Srilanka (Ceylon) sebuah pulau yang terletak disebelah selatan India. Pada masa PD II, Srilanka tidak ikut perang, 4 Februari 1948 memperoleh kemerdekaan dari Inggris. Pada masa pemerintahan Sir John Kotelawala, diselenggarakan konferensi Colombo tahun 1954 dan dihadiri oleh Srilanka, India, Indonesia, Pakistan dan Birma untuk membahas penyelenggaraan KAA tahun 1950 di Colombo, negara-negara persemakmuran di Asia Tenggara dan Asia Selatan mendirikan Counsil for Tehnical Coorperation, Colombo Plan, tujuannya untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial dalam negara-negara berkembang (negara yang baru merdeka). Bantuan tersebut berupa tehnik yang disponsori oleh USA, Inggris, Australia, Selandia Baru dan Internasional Bank for Recontruction and Development Indonesia juga sebagai anggota Colombo Plan.

14. MESIR
Di Afrika, pergerakan nasional di Mesir diawali dengan munculnya pemberontakan Arabi Pasha pada tahun 1881 – 1882. Tujuannya adalah untuk mendirikan Mesir merdeka. Gerakan nasionalisme Mesir ini dilanjutkan oleh Mohammad Naguib pada 13 Juli 1952, untuk melawan Inggris, kudeta terhadap Inggris berhasil pada tanggal tersebut. Pemerintahan Mesir yang semula berbentuk Kerajaan diubah menjadi Republik. Kepemimpinan otoriter Moh. Naguib pun tidak berlangsung lama karena munculnya Gamal Abdul Nasser yang berniat membebaskan rakyat Mesir dari pemerintahan Diktator M. Naguib. Tahun 1952, Gamal Abdul Nasser menjadi Presiden melalui proses Pemilu. Presiden inipun juga sama yaitu Diktator, misalnya : pelarangan terhadap pergerakan Islam Al-Ikwanu Al-Muslimin, tokoh-tokohnya dipenjara tanpa proses peradilan. Namun, munculnya Gamal Abdul Nasser sebagai pemimpin Mesir dapat dikatakan sebagai simbol keberhasilan proses dekolonisasi Afrika yang berlandaskan pada nasionalisme lokal.

15. LIBYA
Pergerakan nasional dipelopori oleh Raja Idris El-Sanusi. Ia mulai memimpin perjuangan rakyat Libya dalam melawan dominasi penjajahan Italia tahun 1916. Keberhasilan pergerakan nasionalisme yang dipimpin olehnya tercapai pada 1949. Ia mempelopori pendeklarasian Libya sebagai negara merdeka dengan menetapkan Tripoli sebagai ibukota negara. Peristiwa itu terjadi seiring dengan kalahnya Italia pada Perang Dunia ke-2. Idris El-Sanusi juga berperan dalam mempersatukan Tripolitania, Fezzan, dan Cyrenaica tahun 1949. Meskipun tersingkir dari kudeta militer yang dipimpin oleh Muammar Khadafi 19659, Idris telah berhasil memimpin perjuangan nasionalisme Libya.

16. ALJAZAIR
Aljazair pernah menjadi jajahan Perancis. Tahun 1954 rakyat berjuang melawan Perancis. Merdeka tanggal 6 Maret 1962. Yang menjadi Presiden Ferhad Abbas dan Perdana Menterinya Ahmad Ben Bellita.

17. GHANA
Negara di benua Afrika dikenal dengan sebutan pantai emas, yang pernah dikuasai oleh Inggris. Negara ini merdeka 6 Maret 1957, tokoh pejuang yang terkenal Kwame Nkrumah. Ia juga pelopor GNB.
 


Sebagai salah satu negara yang baru merdeka, Indonesia menghadapi pada kondisi internal ekonomi yang sangat hancur. Berbagai diplomasi Internasional pun ditempuh untuk mendapatkan sokongan dari berbagai negara di dunia. Dukungan ekonomi tersebut tidak berbentuk bantuan hutang luar negeri,  melainkan berbentuk kesediaan negara lain untuk menjadi mitra dagang bagi Indonesia.
Pada tahun 1950, IBRD bersama dengan USA, Australia, Inggris, dan Selandia Baru menggagas suatu konsensus yang disebut dengan Colombo Plan yang dibentuk di Srilangka. Adapun tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan dan derajat kehidupan sosial ekonomi masyarakat di negara-negara berkembang yang baru merdeka. Program Colombo Plan diterapkan dengan cara memberi asistensi pembangunan, baik dalam bentuk dana, maupun pelatihan teknis. Semua bantuan merupakan donor dari negara-negara maju terhadap negara berkembang dan negara miskin. Pada 30 Mei 1958, USA atas nama Colombo Plan memberi bantuan dana kepada Indonesia untuk membangun jaringan listrik di kota-kota Indonesia dengan menggunakan diesel. Sebelumnya, USA juga pernah memberi bantuan kepada Indonesia pada tanggal 5 Januari 1952 melalui MSA (Mutual Security Act) yang ditanda tangani oleh Menlu Indonesia, Mr. Ahmad Soebardjo dan H. Merle Cocran. Bagaimanapun juga bantuan tersebut telah menunjukkan adanya suatu bentuk dominasi Amerika di dalam konstelasi ekonomi dan politik Internasional pada saat itu. Ada dua hal yang perlu digaris bawahi, dalam hubungan antara perkembangan ekonomi dan politik internasional dan perkembangan yang terjadi di Indonesia :
   1. Posisi USA mulai menguat dan cukup dominan dalam tatanan ekonomi global. Hal ini termanifestasi dalam badan moneter dan keuangan seperti IBRD.
   2. Posisi Indonesia pimpinan Presiden Soekarno yang sangat anti pada segalam hal yang berasal dari barat, baik itu ideologi, ekonomi, maupun sosial-budaya. Hal ini berimplikasi bertentangan dengan posisi Indonesia terhadap agenda-agenda ekonomi internasional yang dicanangkan oleh USA. Tahun 1948, Moh. Hatta mengembangkan konsep dalam judul pidatonya “Mendayung di antara Dua Karang”. Gagasan dalam pidato tersebut, dijadikan dasar politik Luar Negeri bebas aktif. Secara perlahan, posisi Indonesia di tengah dunia internasional pada masa setelah PD II makin membaik. Diawali dengan pembukaan blokade laut Belanda yang melibatkan banyak negara termasuk USA, hubungan Luar Negeri Indonesia semakin kuat.
 

Setelah PD II selesai, antara USA dan US terlibat dalam persaingan dan konflik kepentingan, 5 Agustus 1946, PM Inggris Winston Churchill memperingatkan Harry S. Truman (Presiden USA), bahwa US dan sekutunya telah membangun tirai besi di sepanjang perbatasan Eropa Barat dengan Eropa Timur sebagai jaminan kontrol Moskow atas teritorial di belakang tirai tersebut. Di sisi lain US juga mencurigai perilaku USA yang makin tampak ingin menggantikan posisi Inggris sebagai kekuatan kapitalis Internasional. Sementara itu kondisi Eropa saat itu sangat memprihatinkan. Melalui Marshal Plan tahun 194, USA berusaha membantu membangun kembali ekonomi Eropa dan membentuk NATO. Uni Soviet mengimbanginya dengan mendirikan Pakta Warsawa sebagai pertahanan militer dari blok komunis. Ketegangan antara blok kapitalis dengan blok komunis tidak hanya terbatas di Eropa, melainkan meluas ke berbagai wilayah termasuk ke Asia Timur.
Beberapa tindakan yang dilakukan oleh USA dan US dalam upaya mengembangkan ideologinya.
1. USA
USA berupaya menyebarkan pengaruhnya kepada negara-negara berkembang melalui kegiatan di  bidang ekonomi, upaya tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
      a. Tahun 1943 dibentuk UNRRA tujuannya untuk meringankan penderitaan dan memulihkan daya produksi rakyat Eropa yang tinggal di daerah bekas-bekas jajahan Jerman. USA juga bermaksud untuk menjauhkan negara-negara Eropa Barat dari pengaruh US. Selanjutnya UNRRA diganti namanya menjadi ERP. Program ini selanjutnya dikenal dengan program Marshal Plan, karena ide dari Menteri Luar Negeri USA, George C Marshall.
      b. Truman Doctrin ditujukan kepada negara Yunani dan Turki.
      c. MSA yaitu bantuan ekonomi dan militer yang ditujukan kepada negara-negara di kawasan Asia/negara berkembang.

2. UNI SOVIET
Uni Soviet juga berusaha menjadi negara super power juga mencari pengaruh memberi bantuan kepada negara-negara Eropa Timur yang dikenal dengan program Comecon serta melaksanakan program Molotov Plan.